Nyanyian Rohani (1)
ARTIKEL INI TELAH DITERBITKAN DI TABLOID REFORMATA
Pdt. Mangapul Sagala
Dalam beberapa milis (mailing list) yang saya ikuti, saya menemukan diskusi yang cukup seru tentang nyanyian rohani. Menarik sekali mengamati posting yang masuk di milis tsb. Dari berbagai posting saya melihat kenyataan bahwa ternyata pemahaman orang tentang nyanyian rohani sangat bervariasi.
Semula, ketika posting pertama muncul, yaitu tentang reaksi negatif terhadap sebuah ibadah tertentu, saya kira masalahnya sederhana saja. Karena itu, reaksi orang akan relatif seragam. Ternyata saya salah. Berbagai reaksi muncul terhadap posting pertama tersebut yang memunculkan pemahaman yang cukup bervariasi. Reaksi tersebut antara lain mempertanyakan bagaimana sikap yang benar di dalam menyanyikan lagu pujian; diam saja? Apakah diperkenankan melompat-lompat? Lagu seperti apa sih yang menarik jemaat utk senang bernyanyi; lagu-lagu kontemporer yang sifatnya ngepop? ngerep? dangdut? Hymnal? Peralatan musik seperti apa yang sebaiknya digunakan ketika beribadah? Apakah cukup dengan organ/piano? Apakah perlu diiringi dengan band dan seperangkat alat musik lainnya? Berbagai pertanyaan dan pandangan dimunculkan dalam disikusi di milis tsb. Karena itu, kita akan membahas hal-hal tersebut; dengan harapan, pembaca Reformata semakin tertolong dalam mengungkapkan pujiannya dengan baik dan benar.